Fitur HDR bukanlah teknik baru dalam fotografi. Merupakan singkatan dari High Dynamic range, yang secara gampangnya bisa diartikan sebagai salah satu metode pengambilan gambar dalam kondisi perbedaan antara terang dan gelap (dinamis) yang tinggi.
Sejatinya HDR dibuat untuk membuat hasil foto Anda terlihat lebih bagus. Sayangnya, tidak sedikit dari kita yang tidak mengerti dan justru menghancurkan gambar yang diambil. Tips kali ini akan membahas semua hal seputar HDR. Sebagai contoh PULSA melakukan tips ini dengan bantuan iPhone 5, tapi sejatinya tips ini bisa digunakan oleh semua pengguna kamera apapun yang memiliki fitur HDR.
Fitur HDR sudah muncul di ponsel-ponsel lama. Termasuk iPhone, dan Samsung Galaxy. Sebagai solusi otomatisasi ketika memotret obyek di bawah tempat teduh dengan background cahaya yang terik. Namun penggunaannya belumlah dirasa efektif. Sejumlah pertanyaan yang masuk ke email redaksi dan obrolan antar sesama pengguna ponsel mengindikasikan hal ini.
Settingan HDR di iPhone
Tidak ada setingan khusus, jika Anda menggunakan iPhone dengan OS 7 (7.1), maka Anda bisa menyentuh tulisan HDR di tengah viewfinder untuk mengaktifkan dan menon-aktifkannya. Tapi Anda pun bisa memilih menyimpan atau membuang foto non HDR di dalam gallery. Maksudnya ketika memotret obyek dengan fitur HDR On, maka ponsel akan menyimpan dua gambar. Satu gambar normal dan satu gambar dengan HDR. Pengaturannya bisa melalui Setting – Photos & Camera – geser paling bawah – Keep Normal Photo (Yes/No).
Mari kita mulai dengan Bagaimana HDR Bekerja
Fitur HDR di ponsel memang mudah digunakan dengan sekali jepret Anda bisa mendapatkan satu foto yang terbaik. Tapi pada dasarnya ketika kita memilih HDR On, maka kamera akan memotret setidaknya 3 gambar yang berbeda. Dimana ketiga foto tadi membawa exposure digital yang berbeda-beda, lalu sistem akan menggabungkannya sehingga kita mendapatkan sebuah foto yang membawa pencahayaan yang paling baik, yang secara normal tidak bisa dilakukan oleh lensa kamera itu sendiri.
Gambar seperti apakah itu? Bayangkan Anda sedang memotret atap rumah. Atau kendaraan Anda yang tengah diparkir di bawah pohon rindang, siang hari dalam kondisi matahari yang terik. Lensa kamera normal akan cenderung memilih exposure mana yang akan ditangkap, bagian yang teduh kah atau bagian langit yang silau.
Ketika berkonsentrasi menangkap bagian yang teduh, secara otomatis lensa akan meningkatkan exposure sehingga bagian yang teduh akan terlihat jelas, sementara bagian langit akan over exposure. Sebaliknya, ketika lensa berkonsentrasi (fokus) pada bagian langit yang silau, maka exposure akan diturunkan dan langit akan terlihat biru dan bagus, sementara bagian yang teduh akan terlihat gelap.
Pernahkah Anda menghadapi situasi seperti ini? Nah HDR akan mencoba menggabungkan hasil gambar yang ditangkap dengan dua exposure extrim berlawanan tadi menjadi satu foto yang terbaik. Sehingga yang dihasilkan adalah sebuah gambar atau foto yang memperlihatkan gambar langit yang terang, juga area yang dibawah temapat teduh tetap terlihat jelas.
Penggunaan HDR yang Tepat Vs Tidak Tepat
Tapi sejumlah pertanyaan di meja redaksi menyebutkan fitur HDR justru merusak hasil foto mereka. Bagaimana tuh? Tentu saja sebagai sebuah fitur digital HDR tidak akan sempurna. Kadang hasilnya masih ada bagian yang under, alias terlihat gelap, sementara bagian yang lain sudah oke. Artinya tidak terlalu banyak perbedaan dnegan foto hasil non HDR.
Rupanya fitur HDR ini tidak cocok untuk beberapa pengambilan foto sebagai berikut:
1. Obyek Bergerak. Ketika kita menggunakan HDR kamera akan mengambil banyak gambar untuk kemudian dikombinasikan. Wajar jika kemudian prose setelah melakukan shutter, agak lama dari pengambilan gambar tanpa HDR. Jika obyek bergerak, maka kamera akan menangkap tiga posisi obyek yang berbeda, dan ketika digabungkan akan terlihat nge-blur parah.
2. Obyek dengan kontras tinggi. Kadang kita memang sengaja mengambil gambar dengan scene kontras yang tiggi. Seperti memotret bayangan pohon atau gedung-gedung. Jika Anda mengaktifkan HDR, maka bayangan seperti ini akan berusaha dihapus oleh sistem, jadi percuma saja.
3. Obyek gambar warna-warni. Jika Anda berniat mengambil gambar dengan scene vivid, alias pewarnaan yang optimal, dimana obyeknya sudah bagus, alias sudah berwarna-warni dengan tone yang apik, maka HDR justru akan menghancurkannya.
Lalu kapan kita gunakan HDR?
1. Saat memotret pemandangan. Dimana ada porsi langit yang cukup banyak dan porsi daratan yang bisa lebih sedikit atau sama banyaknya. Dengan HDR kita bisa menghasilkan gambar dimana langit akan terlihat bagus tanpa over exposure dan daratan pun akan terlihat tidak gelap.
2. Memotret orang di bawah sinar matahari. Terutama jika cahaya banyak datang dari arah yang berlawanan. Kerap muka seseorang akan terlihat tidak nampak (gelap) meskipun sudah mengaktifkan flash light.
3. Pemotretan di cahaya minim dan backlight. Jika terlalu banyak backlight, akan muncul area-area yang akan terlihat gelap ketika dipotret.
Oke, Sekarang Anda tahu apa itu HDR dan bagaimana Anda menggunakannya. Artinya sekarang Anda bisa bereksperimen dengan kamera ponsel Anda baik iPhone atau kamera Galaxy Samsung atau kamera apapun yang memiliki fitur ini. Kuncinya adalah lakukan sebanyak-banyaknya eksperimen untuk menghasilkan gambar yang paling optimal.
Beberapa contoh foto yang menggunakan HDR dan tidak menggunakan HDR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar